Jumat, 25 September 2015

Aku,

Aku belajar untuk tidak lagi mencari tahu, mencoba meniadakanmu. Kini hari-hariku tanpa kamu, tidak ada lagi sapa pagi dan kecup sana sini dilayar handphoneku, tidak ada lagi kamu yang marah mengingatkanku untuk tidak tidur larut malam. Aku sedang mencoba membiasakan diri tanpa kamu, aku berhenti mencari tahu dimana kamu, apa saja yang kau lakukan seharian ini, aku tidak lagi menjadi aku yang selalu ingin tahu sedang apa kamu, bukan lagi aku yang membubuhkan kata "iloveyou" diakhir pesan singkatku. 
Walaupun kadang aku rindu, masih saja memikirkan kamu disaat sengaja aku stalking semua hal tentang kamu. 

"Walau kisah kita singkat, tapi aku lambat dalam melupakanmu."

Minggu, 20 September 2015

Dua cinta dalam satu hati

Ini rumit, perasaan yang tak menentu. Dihantui rasa bersalah, tapi kenyataannya memang benar adanya. Aku jatuh cinta pada dua hati, aku memaksakan keduanya untuk tinggal di satu hati. Bisakah aku berbagi? Menyerahkan satu bentuk hati untuk dua orang yang berbeda? 
Adilkah ini?
Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada dua manusia dalam waktu yang bersamaan. Rasa sayang untuk yang pertama, tapi akupun jatuh cinta kepada yang kedua. 
Tak bisakah aku mendapatkan keduanya? 

Aku mau kamu dan dia.

Sabtu, 19 September 2015

Dua cinta dalam satu hati

Pernahkah kau merasa harus memilih satu diantara dua, memilih yang terbaik dari yang baik. Sedangkan hati berkata ingin keduanya. 
Aku sedang terjebak diantara dua hati, entah mana yang harus ku pilih. Keduanya amat baik, mengerti tanpa harus dimengerti, selalu ada walaupun kadang jarak kadang ngejak bercanda. 
Aku sungguh tak hatu harus pilih yang mana, yang pertama dialah yang membuatku jatuh cinta, tapi yang kedua dia membuatku merasakan dilema. 
Jika boleh aku ingin keduanya.. Ah tapi mana bisa :(

Jumat, 18 September 2015

Perjalanan mencari cinta.

Aku sedang dalam perjalanan panjang, menuju satu tujuan. Mencari yang bisa membuatku berhenti mencari. 
Selepas patah hati, banyak hati yang datang dan pergi. Seolah seleksi aku terus mencari siapa yang pantas menjadi kekasih hati. Banyak orang yang men-cap buruk soal ini, mereka bilang aku hanya ingin 'koleksi' bukan seleksi. 
Pikirku, apa yang salah dengan seleksi? Bukankah kita memang harus benar-benar memilih soal hati, aku hanya takut kesalahan terulang kembali. Dengan mudahnya aku berganti hati, menjalin hubungan kesana kesini. Tapi satu alasan yang pasti, aku mencari yang terbaik dari yang baik walau akhirnya terlihat seperti koleksi. Maaf, aku seperti ini. Aku hanya tak mau lagi sakit hati.

Jika bukan kamu, maka aku akan terus mencari hingga akhirnya berhenti.

...

Jika benar dia orangnya maka jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya, aku ingin lebih dalam mencintainya. Bukan hanya sesaat seperti yang sebelumnya. 
Jika benar dia orangnya maka biarkan dia menjadi milikku satu-satunya, aku ingin mencintainya tanpa terbagi yang lainnya. Karena aku ingin dia seutuhnya. 


Sabtu, 12 September 2015

Nyaman

Bersamamu lebih dari sekedar nyaman, selalu merasa aman. Tak saling menggenggam tapi berjalan beriringan, tak berpelukan tapi saling memberi kehangatan. 
Aku ingin selalu seperti ini, seiring sejalan.  Tak takut merasa kehilangan, karna kita memang bukan pasangan. Kita hanya sekedar teman. 

Tapi.. Bolehkan aku menikmati satu kali lagi kecupan yang paling basah lebih dari hujan? Karna aku teman, memilih aman agar tak kau putuskan.

Jumat, 11 September 2015

Kamu jangan!

Biar aku saja yang jatuh cinta, kamu jangan. Pengecut sepertimu tak punya nyali untuk patah hati bukan? 

Biar aku saja yang sayang sendirian, kamu jangan. Manusia penuh ego sepertimu tak punya hati untuk menyayangi bukan?

Biar, 
biar aku saja yang menjalani ini sendirian, kamu jangan! Ini urusanku, biar aku saja yang menikmati jatuh cinta sendirian, patah hati sendirian. Tapi kelak disaat kau merasa sendirian lihatlah kearahku, aku selalu disini agar kau tak merasa sendirian.

Aku, yang jatuh cinta diam-diam.

Kamis, 10 September 2015

Senja.

Senja, ini tentang kamu. Masih selalu tentangmu, tentang rindu-rinduku yang tak berani bertemu. 

Senja, ini karena kamu. Masih karena kamu, aku yang tak pernah punya nyali menemuimu. 

Semua ini masih saja tentang kamu dan juga rindu-rinduku. Karena sampai detik inipun tak pernah ku alihkan pandanganku dari kamu, dan tak ingin ku melepaskan genggamanmu.

Jumat, 04 September 2015

Bersamanya,

Tuhan, bolehkan dia yang kulihat saat pagi datang hingga surya tenggelam?

Bersamanya aku ingin membuka mata saat pagi buta, berbagi segelas teh atau secangkir kopi, setangkup roti atau bahkan ribuan harap saat memulai hari.

Bersamanya aku ingin berjalan beriringan, melangkah bersamaan dengan satu tujuan. 

Bersamanya pula aku ingin menikmati senja, hingga mentari tenggelam digantikan bintang dan rembulan yang menari dikegelapan malam, mengajakku terlelap dalam dekapan malam hingga pagi kembali menjelang.

Tuhan, bersamanyalah yang aku inginkan. Bersamanya, dia yang selalu aku semogakan.

P.S, Aditya.
5/9/15.