Senin, 31 Agustus 2015

A lot like love


Seperti mereka yang terus mencari, mencoba menemukan yang terbaik dari yang baik. Tanpa disadari mereka saling menemukan, tanpa harus dicari. Aku ingin seperti itu, tanpa harus mencari lagi. Karna bersamamu aku merasa menemukan. Terimakasih sudah datang tanpa diundang, karna cinta tidak pernah bisa ditebak kapan dia akan datang. 

Rabu, 26 Agustus 2015

Mari Bernostalgia

Lampu kota, riuhnya suara kendaraan, secangkir kopi, bahkan lagu-lagu yang diputar diradio saat ku memulai hari dengan mengendarai mobil menyusuri kota membuatku selalu mengingatmu. Seakan tak bisa dibuat lupa, sebentuk awan menyerupai senyummu, gemuruh angin menyerupai tawamu.
Ini mulai membuatku gila, begitu mudahnya semesta mengingatkan aku tentang kamu. Seolah menolak lupa, isi kepalaku mulai sesak dengan ribuan memori tentangmu. Sesekali ingatanku mengajakku kehari dimana pertama kali bertemu, kau menjabat tanganku lalu memperkenalkan diri siapa namamu. Dengan memesan kopi hangat kesukaanmu, kita berdua larut dalam perbincangan disuatu sore menuju senja.
Secara acak ingatanku memikirkan hari-hari yang berlalu saat masih bersamamu, tentang puluhan cangkir kopi yang kita bagi berdua, tentang perjalanan untuk meniadakan jarak, hingga yang paling menyebalkan saat kita harus berdebat dan meributkan tentang rindu-rindu yang terpaksa dipendam karna tak pernah bertemu.
Iya, semua ini memang tentangmu. Tentang kamu yang tak lagi menjadi milikku, tentang kamu yang memilih berlalu meninggalkanku. Bukan karena tak setia atau karena orang ketiga, tapi karena kita yang tak lagi punya perpanjangan waktu, karena kita yang tak lagi bertahan dan memilih untuk saling merelakan.
Dan biarlah kini aku mengingatmu, bukan karna masih ingin bersamamu. Tapi cukuplah jadi bagian dari ingatanku, jadi teman atau mantan. Kamu tetap punya bagian di hatiku. Takkan ku lupa, karna bersamamu aku pernah bahagia walaupun akhirnya menderita karena putus cinta.
Berbahagialah kamu, dengan siapapun dia yang kini menjadi kekasihmu. Doakan aku karena akupun ingin lebih baik tanpa kamu, karena aku dan kamu berhak untuk lebih baik. Biarlah kemarin menjadi kisah kita berdua, pelajaran berharga untuk membuat kita menjadi lebih dewasa. Mungkin suatu hari kita bisa bertemu dan berbagi secangkir kopi, sekedar bernostalgia karna kita pernah bersama.


Minggu, 23 Agustus 2015

Aku sedang tidak bersemangat untuk menderita.

Cinta?
Apa itu cinta? Aku sedang tidak bersemangat untuk menderita.
Karena bagiku cinta adalah luka dan air mata. Tidak pernah ada bahagia didalamnya saat kau benar-benar merasakan cinta, bahagia yang terasa diawal itu hanyalah reaksi kimia, efek dari mabuk karena cinta. Kekacauan yang disebabkan cinta sungguh membuat menderita, rindu yang tak berujung temu bisa membunuhmu, ramainya tanya didalam pikiranmu hanya membuat sesak isi kepala, kekecewaan dari ribuan harap yang tak jawab. Semua itu hanya akan membunuhmu secara perlahan bukan? Mengantarkanmu kedalam lembah paling dalam dan membuatmu membusuk sendirian.
Masih percayakah pada cinta? Yang selalu membuatmu terluka, membiarkanmu merasakan kesepian meski kau berada dikeramaian, menjadikanmu manusia paling berantakan. Maka berhentilah berharap pada cinta, tak perlu mencurahkan seluruh jiwa raga mengatasnamakan cinta, belajarlah mencintai sewajarnya, berharap seperlunya. Karena menunggu ada batasnya, gunakan hatimu saat otakmu bekerja mengimbanginya. Cinta bisa membuatmu bahagia jika dipandang dengan cara berbeda, kendalikan dirimu. Maka cinta akan membahagiakanmu.


Pergilah Berlalu.

Kemana saja kamu selama ini? Setelah semua kekacauan yang kamu perbuat dengan mudahnya kamu menghilang tanpa jejak, tak ada kata maaf terucap untuk semua khilaf. Lalu setelah semua berhasil aku perbaiki dan ku mulai mempercayakan diri untuk jatuh cinta lagi pada sosok lain kau malah kembali, kau kembali dengan alasan telah menyesali semua perbuatan dimasa lalu.
Katamu kau tak bisa hidup tanpaku, tapi sampai detik ini kau masih saja hidup dengan baik-baik saja bukan? Dimana semua kata-kata yang kau ucapkan, berjanji tak akan melukai dan mengkhianati. Tapi nyatanya kau bermain api dibelakangku. Dia kah yang lebih baik dariku? Diakah yang kau sebut lebih mengerti kamu? Lalu kenapa kau sekarang datang lagi dengan menyesali semua perbuatanmu.
Tidak ada yang bisa dibenarkan dari semua perbuatanmu, terlebih kau memilih untuk berselingkuh dibelakangku, berbagi cinta dan mengkhianati aku. Tak cukupkah aku bagimu? Tak pantaskah aku mendapatkan kesetiaan darimu?
Telah ku serahkan semua yang menjadi milikku, bahkan hatiku ku relakan rapuh karenamu, mataku tak pernah sekalipun beralih memandang selain kamu, telinga tak pernah untuk mendengarkan selain suaramu, tanganpun tak pernah menggenggam selain kamu. Namun aku tak bisa paksa kamu tuk tinggal disisiku, kamu yang telah siksa aku dengan segala perbuatanmu. Pergilah, pergi jangan lagi kau sesali yang terjadi karena aku bisa tanpa kamu. Tak usah kau ragu, aku rapuh tanpamu. Tapi bersamamu pun aku tak mampu jika masih saja kau berselingkuh.
Ku mohon lupakan aku, bawa kembali semua sesalmu dan ribuan maaf dari mulutmu. Aku ingin lebih baik tanpamu. Jangan lagi kau tawan hatiku, aku bukanlah budak cintamu. Bebaskan aku, biarkan aku kembali menemukan cinta selain kamu. Karena kau tak pantas bagiku. Kesetiaanku terlalu berharga untuk pengkhianat cinta seperti kamu. Aku tak perlu lagi semua penjelasan darimu, karena semuanya sudah berlalu. Sudah ku maafkan semua kesalahmu, pergilah jangan ganggu aku.


Jumat, 21 Agustus 2015

Kau siapa Tuan?

Kau pikir kau siapa Tuan?
Merasa tampan dengan wajah pas-pasan? 
Merasa mapan walaupun bukan hasil dari pendapatan?
Hai Tuan, janganlah merasa bahwa kau adalah lelaki idaman. Hanya karena mobilmu berjejer di halaman. Padahal kan itu milik seorang teman. 

Hahaha aduh sungguh tak tahan melihat tingkahmu berlaga tampan sok menawan. Padahal kelakuanmu seperti setan. Duh duh duh mana tahan.

Don juan kesiangan 😂

Kamis, 20 Agustus 2015

You don’t meet people by accident

Aku yakin kita adalah apa yang sudah direncanakan Tuhan, karena setahuku Tuhan tidak akan mempertemukan kita tanpa suatu alasan. Entah dengan cara kebetulan atau memang sudah jadi rencananya Tuhan kita dipertemukan saat aku sendiri dan kau tak lagi bersamanya. Selepas kepergiannya dan mengakhiri kisah cintanya denganku memang tak mudah bagiku untuk kembali mempercayakan diri untuk jatuh cinta kembali pada sosok yang baru saja aku kenal, karena nyatanya melupakan juga tak semudah menggantikan. Masih terasa bagaimana sakitnya dikhianati tapi akupun sadar bahwa dirinya lah yang dulu pernah ada dihati sampai pernah berani mati.
Bukan tanpa alasan kita dipertemukan, buktinya sekuat hati kau mengelak ternyata tuhan tetap mempersatukan dan mempertemukan. Jangan pernah ragu lagi padaku, semua sudah ku katakan padamu. Bahwa semua yang kulakukan itu memang karena aku jatuh cinta padamu, tak pernah ku berpikir menjadikanmu sebagai alat pengalihan dan pelampiasan karena patah hatiku.
Benar memang sebelumnya pernah ada jiwa lain yang mengisi relung dan hari-hariku, tapi itu jauh sebelum kita bertemu. Sakit hatiku karenanya digantikan olehmu yang mampu membuatku lupa tentangnya, seolah amnesia aku dibuat lupa dan tak ingin lagi mengingatnya. Berganti dengan rindu yang selalu tak tahu malu, selalu memikirkanmu dan berharap selalu bisa bertemu.
Jika memang benar hadirmu untukku, kumohon jangan lagi ragu. Pikatlah hatiku, jangan hancurkan aku seperti mantan kekasihku yang membuatku hancur hingga akhirnya kamulah yang menguatkan aku dan menyatukan lagi kepingan hatiku. Jika memang benar kau untukku, kumohon raihlah tanganku, genggam hatiku yang aku percayakan padamu tak akan kau buat remuk lagi. Tataplah kedalam mataku, terlihat jelas bahwa kamulah satu-satunya yang ku mau. Bukan dia atau siapapun itu, aku mau kamu Cuma kamu.
Jadi sebaiknya kita nikmati saja setiap detik pertemuan tanpa banyak pertanyaan menanyakan semua jawaban. Jadilah kita apa adanya, jika memang semua berubah menjadi cinta biarlah begitu saja. Biarkan waktu yang menjawab semua, biarkan Tuhan mengatur semuanya berdasarkan kehendaknya. Marilah kita lupakan mantanku dan juga mantanmu, mereka adalah masa lalu. Dan kita adalah saat ini yang selalu kuharapkan menuju masa depan yang lebih baik. Jangan pernah lagi ragu, jadikan aku pacarmu.


Minggu, 16 Agustus 2015

Jangan-jangan?


Aku sendiri sadar bahwa untuk menemukan yang benar, aku harus melewati beberapa orang yang salah terlebih dahulu. Namun, kenapa rasa-rasanya setiap orang yang kulalui selalu salah dan salah lagi? 

Yang awalnya aku kira baik dan tak terlalu banyak kesalahan di mataku, ternyata dirinya sama saja. Yang awalnya aku kira berbeda, ternyata harus berakhir dengan cara yang serupa. Bukannya ingin mengeluh, aku tahu aku juga belum menjadi sosok yang cukup baik, tapi apakah aku memang tidak bisa menemukan yang sedikit jauh lebih baik ya? Atau mungkin setidaknya yang sedikit berbeda. 

Apakah mereka yang seperti itu sudah tidak ada? Ataukah sebenarnya ada namun mataku buta dan tak mampu melihat? Aku lebih baik berlari terus menerus ketimbang sesekali berhenti, terjatuh, dipaksa bangun, lalu berlari lagi. Itu jauh lebih menguras tenaga. Itu jauh lebih menyiksa hati.

Ataukah jangan-jangan, akulah sosok yang tidak baik itu sendiri?

Tukar posisi.

Coba kita tukar posisi, jadilah kamu yang selalu menunggu, jadilah kamu yang selalu berharap, jadilah kamu yang benar-benar mencintaiku. 

Coba kita tukar posisi, jadilah aku yang selalu menghilang, jadilah aku yang selalu  mengecewakan, jadilah aku yang selalu acuh cuek tak pekaan. 

Kita mulai dari sekarang, biar tahu rasa apa jadinya bila sepertiku.

BODOH!

Sabtu, 15 Agustus 2015

Diskusi ..

"Kak, kamu gak move on ya?"

"Melupakan itu gak semudah meninggalkan, pada nyatanya kita gak pernah benar-benar melupakan orang yang kita sayangi. Yang ada itu adalah menggantikannya." 

"Itu juga alasan kenapa kamu sering gonta-ganti pacar?"

"Bukan berarti aku gonta-ganti pacar itu artinya aku player kan? Wajar dalam setiap hubungan ada ketidakcocokan, yang jelas aku gak pernah main-main kalo udah menjalin suatu hubungan. Walaupun nyatanya aku gak tau batasan jadi yang terbaik itu seperti apa, tapi aku bakalan terus berusaha untuk jadi yg baik."

"Terus kenapa sekarang kamu banyak gebetannya? Jangan sampe lho php-in anak orang"

"Lah apa salahnya aku memperbanyak berhubungan dengan orang baru, wajar dong aku selektif, aku mencari yang terbaik diantara yang baik. Status aku single sekarang, jadi sah-sah aja kan aku deket sama siapapun? Bukan berarti aku player atau php-in anak orang. Kalo akhirnya aku cocok sama satu orang, ya berarti orang itulah yang bakalan aku perjuangkan."

"Oh, ok I see. Aku setuju pendapat kamu, tapi jangan kebanyakan seleksi ya.. Lama-lama kamu kayak koleksi haha" 

"HAHAHAHHA SIALAN KAUUUU...!"

Jumat, 14 Agustus 2015

Apa ini namanya?

Ada yang ingin aku sampaikan, tentang sebuah rasa yang tak biasa. Sesuatu yang tak terungkap kata, tak berwujud nyata. Hanya saja itu tetap ada. 

Debar menggelegar saat kau sapa, peluh luruh saat kau lemparkan simpul manis bibirmu, apa ini cinta? Atau reaksi kimia saat jantung berdebar hebat dan lutut lemah karenanya? Ah apa ini namanya??

Aku ingin tanya, apa kau rasa juga hal yang sama?

Kamis, 13 Agustus 2015

Tentang kemarin.

Biarlah kemarin menjadi yang tak mungkin,
perihal cinta yang tak bisa bersatu tapi selamanya tetap bersama.
Tentang waktu yang berlalu, tentang rindu yang tak jua temu,
biarlah tetap menjadi cerita kemarin. Tentang aku & kamu.

"Seandainya tidak bertemu lagi dalam keadaan yang seperti kemarin, mungkinkah masih ada sapamu setiap hari dari jauh?"





Mantan menggoda seperti setan.

Tidak baik untukku dan tidak adil untuk kamu.

Idealnya suatu hubungan itu hanya aku & kamu, karena kita pasangan bukan rombongan. Jangan pernah melibatkan siapapun, terlebih itu soal mantan. Mantan itu datangnya dari masa lalu, kadang dia seperti hantu datang tak diundang dan menggoda seperti setan.

Harusnya aku tahu ini salahku, tak seharusnya aku melibatkan masa lalu kedalam masanya aku bersamamu. Bodohnya aku masih saja tergoda rayuan mantan, yang datang tiba-tiba membawa cerita lama yang sudah mati-matian ku lupakan. Membuatku lupa bagaimana cara menjaga perasaan, perasaan seseorang yang sedang ku perjuangkan.

Memang benar bahwa dirinyalah yang dulu tinggal dihati dan mengisi hari-hariku, pernah manjadi bagian dalam hidupku. Tapi itu dulu jauh sebelum aku mengenalmu, sebelum kamu hadir mencuri perhatianku. Jauh sebelum aku jatuh hati padamu.

Dasar memang mantan menjelma bagai setan, dia datang menawarkan harapan. menghidupkan lagi perasaan yang lama sudah ku kubur dalam-dalam, mengajakku menari di atas bara api dan meyakinkanku bahwa bersamanya lah keputusan terbaik di hidupku. Manis bibirnya mengecup bibirku, seakan manisnya bisa meluruhkan pahitnya kata-kata saat dia acuhkan dan putuskan cintaku.

Sejenak ku berpikir dan berniat balikan, tapi ini tidak baik bagiku dan juga tidak adil untuk kamu. Bisa-bisanya aku tergoda kata-kata mantan yang jelas-jelas sudah mati-matian ku lupakan. Ini bukan candaan, bisa-bisanya dijadikan taruhan antara memilihmu atau kembali terjerat cinta lama bersamanya. Harusnya aku tahu, dia adalah masa lalu,sudah lama aku menutup buku. Tidaklah perlu aku membaca ulang buku usang tentang sang mantan, apalagi yang kelakuannya seperti setan. 

Maaf, sebaiknya aku selesaikan dulu masalahku dengannya. Biar aku perbaiki semua kesalahan yang sudah aku lakukan, dan semoga saja masih ada jalan. Jalan untuk kita jadian.

Kepada-Nya.

Saya sering dibuat diam oleh ributnya suara-suara di dalam kepala.
Seperti pertempuran batin, antara ego dan logika.
Satu sisi hati ingin dimengerti, sisi lain pikiran mengatakan tidak.
Rasanya seperti gila, bertanya lalu menjawab dengan sendirinya.
Ada apa dengan saya?
Ada apa dengan dia?
Kenapa begini rasanya?
Kenapa begini jadinya?

Lalu ku diam dan mulai berdoa, biar pada Tuhan sajalah kubertanya.
Biar Tuhan sajalah yang menjawab dengan caranya. Karena ku percaya, semua takkan pernah sia-sia, sebab aku yakin semua ada alasannya. Biar saja ku serahkan Kepada-Nya.

Bagaimana bisa.. (?)

Bagaimana bisa merasakan cinta, padahal warna matanya saja aku belum melihatnya.
Bagaimana bisa merasakan rindu, padahal suaranya lembutnya saja aku tidak tahu.
Bagaimana bisa merasakan pilu, padahal sama sekali belum pernah bertemu.
Bagaimana bisa..
Bagaimana bisa..

Bukankah cinta itu indah?
Seperti rangkaian nada yang mengalun lewat degup jantung, berdebar menggelegar menggema didalam dada.
Bukankah cinta..
Atau apakah ini??
Hanya saja aku ingin bertanya, apa ini cinta?