Senin, 31 Agustus 2015
A lot like love
Rabu, 26 Agustus 2015
Mari Bernostalgia
Minggu, 23 Agustus 2015
Aku sedang tidak bersemangat untuk menderita.
Pergilah Berlalu.
Jumat, 21 Agustus 2015
Kau siapa Tuan?
Kamis, 20 Agustus 2015
You don’t meet people by accident
Minggu, 16 Agustus 2015
Jangan-jangan?
Aku sendiri sadar bahwa untuk menemukan yang benar, aku harus melewati beberapa orang yang salah terlebih dahulu. Namun, kenapa rasa-rasanya setiap orang yang kulalui selalu salah dan salah lagi?
Yang awalnya aku kira baik dan tak terlalu banyak kesalahan di mataku, ternyata dirinya sama saja. Yang awalnya aku kira berbeda, ternyata harus berakhir dengan cara yang serupa. Bukannya ingin mengeluh, aku tahu aku juga belum menjadi sosok yang cukup baik, tapi apakah aku memang tidak bisa menemukan yang sedikit jauh lebih baik ya? Atau mungkin setidaknya yang sedikit berbeda.
Apakah mereka yang seperti itu sudah tidak ada? Ataukah sebenarnya ada namun mataku buta dan tak mampu melihat? Aku lebih baik berlari terus menerus ketimbang sesekali berhenti, terjatuh, dipaksa bangun, lalu berlari lagi. Itu jauh lebih menguras tenaga. Itu jauh lebih menyiksa hati.
Ataukah jangan-jangan, akulah sosok yang tidak baik itu sendiri?
Tukar posisi.
Sabtu, 15 Agustus 2015
Diskusi ..
Jumat, 14 Agustus 2015
Apa ini namanya?
Kamis, 13 Agustus 2015
Tentang kemarin.
perihal cinta yang tak bisa bersatu tapi selamanya tetap bersama.
Tentang waktu yang berlalu, tentang rindu yang tak jua temu,
biarlah tetap menjadi cerita kemarin. Tentang aku & kamu.
Mantan menggoda seperti setan.
Memang benar bahwa dirinyalah yang dulu tinggal dihati dan mengisi hari-hariku, pernah manjadi bagian dalam hidupku. Tapi itu dulu jauh sebelum aku mengenalmu, sebelum kamu hadir mencuri perhatianku. Jauh sebelum aku jatuh hati padamu.
Dasar memang mantan menjelma bagai setan, dia datang menawarkan harapan. menghidupkan lagi perasaan yang lama sudah ku kubur dalam-dalam, mengajakku menari di atas bara api dan meyakinkanku bahwa bersamanya lah keputusan terbaik di hidupku. Manis bibirnya mengecup bibirku, seakan manisnya bisa meluruhkan pahitnya kata-kata saat dia acuhkan dan putuskan cintaku.
Sejenak ku berpikir dan berniat balikan, tapi ini tidak baik bagiku dan juga tidak adil untuk kamu. Bisa-bisanya aku tergoda kata-kata mantan yang jelas-jelas sudah mati-matian ku lupakan. Ini bukan candaan, bisa-bisanya dijadikan taruhan antara memilihmu atau kembali terjerat cinta lama bersamanya. Harusnya aku tahu, dia adalah masa lalu,sudah lama aku menutup buku. Tidaklah perlu aku membaca ulang buku usang tentang sang mantan, apalagi yang kelakuannya seperti setan.
Kepada-Nya.
Bagaimana bisa.. (?)
Bagaimana bisa merasakan rindu, padahal suaranya lembutnya saja aku tidak tahu.
Bagaimana bisa merasakan pilu, padahal sama sekali belum pernah bertemu.
Bagaimana bisa..
Bagaimana bisa..
Bukankah cinta itu indah?
Seperti rangkaian nada yang mengalun lewat degup jantung, berdebar menggelegar menggema didalam dada.
Bukankah cinta..
Atau apakah ini??
Hanya saja aku ingin bertanya, apa ini cinta?