Selasa, 03 November 2015

Ku temukan Dia sebagai penggantimu.

Sudah ku bilang jangan lagi mencariku ketika langkahku tak lagi tertuju padamu, jauh sebelum ini aku katakan padamu agar kau nikmati waktumu bersamaku. Tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau menyianyiakan ketulusanku, kau memilih menghentikan langkahmu bersamaku. Kau pergi sesukamu hingga kau lupa bahwa aku berada jauh di belakangmu. Kini langkahku tak mampu lagi menyaingi langkahmu, terlalu jauh aku tertinggal olehmu.
Kini disaat lelah kau menoleh kearahku, mencoba berbalik arah menuju aku. Tapi sayang, tujuanku bukan lagi kamu. Aku tidak lagi mencari kamu, aku tidak lagi berjalan disisimu. Aku sudah lelah mengikuti setiap langkahmu yang selalu saja berusaha lari agar ku kejar, sesekali kau berjalan perlahan seolah membiarkan aku menggapai, kemudian kau lari makin kencang.
Menyadari bahwa penyesalan datangnya belakangan, seharusnya dulu kita saling berpegangan. Sayang, memang benar aku sayang tapi cinta bukanlah permainan. Bukan persoalan siapa yang dulu-duluan menuju tujuan, bukankah “kita” itu berdua bukan hanya kamu saja? Seharusnya kau sadar bahwa untuk bisa bersama-sama menuju satu tujuan kita harus bersamaan, berjalan beriringan. Aku tak ingin lelah berlari sendirian.
Sadarilah, bahwa aku tidak lagi bersamamu. Sudah ku temukan dia yang mampu menggantikanmu, dia yang mau berjalan beriringan, dia yang mau menungguku yang sedang kelelahan, dia yang mau menggenggan tanganku dan menguatkanku agar yakin menuju satu tujuan. Kini, nikmatilah perjalananmu tanpa aku. Jangan lagi menoleh ke arahku, carilah penggantiku yang mau berlari mengejarmu. Jangan menyesali karna aku tak lagi berada dibelakangmu.

Satu pesanku untukmu, hargailah orang yang benar-benar menyayangimu. J

Aku ingin pulang.

Akan ada yang selalu menungguku pulang..

Aku sudah lelah berjalan, cukup jauh berlari, sudah letih mendaki. Tapi tetap saja tak  kutemui apa yang aku cari. 

Ternyata selama ini aku tersesat, tak menemukan arah jalan pulang. Karena nyatanya aku lupa jalan menuju pulang. Aku selalu berusaha mencari kesenangan, menghamburkan uang membeli sekotak tawa demi membahagiakan hati. Tapi aku lupa, bahagia itu kita yang ciptakan sendiri. 

Kini aku sadar, ada yang setia menungguku untuk pulang. Diujung sana, menungguku datang untuk berbagi ruang. 

Aku, segera pulang.

Senin, 02 November 2015

Mencari tahu..

Aku masih saja mencari, meski tak jelas apa yang sebenarnya ku cari. Semuanya nampak semu, tak ada Debar saat kulihat wajahku tergambar jelas di kedua bola matanya. Entah aku yang tak cinta atau memang bukan dia orangnya. 

Masih saja ku cari alasan kenapa dia ada disini, selalu ku tanyakan kenapa masih bersamaku padahal tak pernah aku peduli soal perasaan ku padanya. Kenapa dia masih bertahan dengan orang yang egonya sekeras batu. 

Masih saja ku cari tahu, kenapa setiap kecup bibir dan dekapnya tak pernah menghangatkanku. Masih saja tak membuatku jatuh hati, karna aku tak punya hati untuknya. 

Masih kucari jawabnya, aku cari sembari aku coba mengimbangi perasaannya terhadap ku.

Maaf mungkin ini terlalu dini untukku mencintaimu. 
....