Kamis, 31 Desember 2015

Surat Cinta Akhir tahun

Ingin sekali aku tujukan kepadamu, untuk kamu yang sudah lama ku kenal. Sudah sejak lama aku memendam perasaan ini untukmu. Sejak pertama kali bertemu, sejak pertama kali menjabat tanganmu, sejak aku perkenalkan diri padamu. Sejak itulah aku menyukaimu, aku menyukai senyummu, aku menyukai caramu memperhatikan aku, aku menyukai mimik wajahmu saat mendengakan ceritaku.

Sudah sejak lama aku mencuri pandang padamu, selalu aku ikuti kemana saja gerak langkahmu. Tapi sayang waktu tak pernah berpihak padaku, aku tak pernah punya nyali untuk mengungkapkan perasaanku terhadapmu. Aku takut kekasihmu tahu bahwa aku menyimpan rasa terhadapmu, aku tak mau menjadi benalu dalam hubungan cintamu. Selama ini aku bersabar dan berharap Tuhan memberikanku sedikit waktu untuk bisa bersamamu.

Entah kapan waktu akan berpihak padaku, terakhir bertemu kamu sudah tak lagi bersamanya. Ada raut kesedihan saat kau bilang kisah cintamu putus ditengah jalan, entah harus senang atau kasihan. Jujur aku berharap lebih terhadapmu, aku ingin menggantikannya dan menjadi kekasihmu. Tapi ini terlalu muluk bagiku.


Semoga ada kesempatan untuk lebih dekat denganmu, karna aku tak lagi ingin jadi temanmu. Lebih dari itu aku mau jadi pacarmu.


Untuk kamu, k.

Selasa, 29 Desember 2015

Secret admirer

Sudah lama ku menyimpan rasa, sejak pertama jumpa. Ada getaran dalam dada, tapi sayang waktu itu kau sudah ada yang punya. 

Kini bolehkah aku mengenalmu lagi? Mencoba mendekati, dengan sedikit nyali aku coba memberanikan diri. 

Ini aku, penggemar rahasiamu. 
Sampai disini dulu, aku belum siap untuk menunjukkan siapa diriku. 

Secret admirer.

Rabu, 16 Desember 2015

Iris, sang dewi pelangi.

Bukankah setelah badai akan datang pelangi? Dewi Iris akan turun dari langit dan menggantikan gelap dengan warna-warni pelangi.

Ini bukan lah kisah mitologi Yunani, yang mengatakan bahwa Iris adalah dewi pelangi. Satu hal yang aku percayai, setelah mengalami berbagai kesulitan Tuhan akan menjanjikan kebahagiaan sama halnya derasnya hujan dan kejamnya badai yang meluluh lantahkan kota akan berhenti dan digantikan indahnya pelangi. 

Tuhan, aku percaya bahwa dewi Iris akan segera datang.

Senin, 14 Desember 2015

"Aku ....hmmm"

"Aku ingin terbang, melangkah diatas awan, menari diatas pelangi, bernyanyi disinari mentari".

Tapi ku ingat lagi, itu hanya khayalku saja. 

Baiklah ku ralat permintaan ku, seperti ini saja: 

"Aku ingin jatuh cinta (lagi) kepadamu, berbagi secangkir kopi, berlari mengejar kereta api, berebut sisa makanan, berbagi pelukan, dan saling mendaratkan kecupan".

Tidak sulit bukan?
02.37 pagi, 15/12/15

Selasa, 08 Desember 2015

9/12/2015

Pikiranku sesak, malam ini ingatanku bersafari tentang hari-hari bersamanya. Sesekali saat memejam dengan jelas tergambar rupanya, begitu jelas saat dia tersenyum. Aku masih ingat bibirnya bergetar saat mengucapkan namaku. 

Seketika aku tersadar,
Bagaimana bisa aku memikirkannya? 
Bagaimana bisa aku memikirkannya?
Bagaimana bisa aku memikirkannya?
Berulang-ulang pertanyaan itu muncul dikepalaku, berkali-kali mencoba tersadar nyatanya pula ini bukan mimpi. Aku sadar betul sedang memikirkannya, aku sadar betul bahwa dengan keras otak ini mencoba mengingkarinya. 

Apa ini yang namanya cinta? Atau perasaan sesaat saja ketika aku tak lagi bersamanya? Lalu apakah ini rindu? Setiap kali berpikir ingin sekali bertemu?

Apa aku harus memendamnya? Melupakannya? Atau.. Diam diam kembali aku menyebut namanya, dalam setiap doa dan kuharap Tuhan mendengarnya dan semoga Dia menyampaikannya bahwa aku sedang mengingatnya.

Bodoh, kamu dimana?

Kamis, 03 Desember 2015

Malam itu

... malam itu kami hanya saling berpelukan tanpa sepatah katapun terucap, seolah menjelaskan semuanya. pelukan menjadi jawaban untuk rindu rindu yang membisu karna tak bertemu. Seketika tangisan menjadi hal yang paling basah melebihi basahnya dihujani air yang turun dari langit. Masih saja tak berkata, kami diam tak berbicara. Kecupan berubah menjadi bahasa yang mengkomunikasikan rasa. 

Karena jawaban dari rindu-rindu adalah bertemu.

Selasa, 03 November 2015

Ku temukan Dia sebagai penggantimu.

Sudah ku bilang jangan lagi mencariku ketika langkahku tak lagi tertuju padamu, jauh sebelum ini aku katakan padamu agar kau nikmati waktumu bersamaku. Tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau menyianyiakan ketulusanku, kau memilih menghentikan langkahmu bersamaku. Kau pergi sesukamu hingga kau lupa bahwa aku berada jauh di belakangmu. Kini langkahku tak mampu lagi menyaingi langkahmu, terlalu jauh aku tertinggal olehmu.
Kini disaat lelah kau menoleh kearahku, mencoba berbalik arah menuju aku. Tapi sayang, tujuanku bukan lagi kamu. Aku tidak lagi mencari kamu, aku tidak lagi berjalan disisimu. Aku sudah lelah mengikuti setiap langkahmu yang selalu saja berusaha lari agar ku kejar, sesekali kau berjalan perlahan seolah membiarkan aku menggapai, kemudian kau lari makin kencang.
Menyadari bahwa penyesalan datangnya belakangan, seharusnya dulu kita saling berpegangan. Sayang, memang benar aku sayang tapi cinta bukanlah permainan. Bukan persoalan siapa yang dulu-duluan menuju tujuan, bukankah “kita” itu berdua bukan hanya kamu saja? Seharusnya kau sadar bahwa untuk bisa bersama-sama menuju satu tujuan kita harus bersamaan, berjalan beriringan. Aku tak ingin lelah berlari sendirian.
Sadarilah, bahwa aku tidak lagi bersamamu. Sudah ku temukan dia yang mampu menggantikanmu, dia yang mau berjalan beriringan, dia yang mau menungguku yang sedang kelelahan, dia yang mau menggenggan tanganku dan menguatkanku agar yakin menuju satu tujuan. Kini, nikmatilah perjalananmu tanpa aku. Jangan lagi menoleh ke arahku, carilah penggantiku yang mau berlari mengejarmu. Jangan menyesali karna aku tak lagi berada dibelakangmu.

Satu pesanku untukmu, hargailah orang yang benar-benar menyayangimu. J

Aku ingin pulang.

Akan ada yang selalu menungguku pulang..

Aku sudah lelah berjalan, cukup jauh berlari, sudah letih mendaki. Tapi tetap saja tak  kutemui apa yang aku cari. 

Ternyata selama ini aku tersesat, tak menemukan arah jalan pulang. Karena nyatanya aku lupa jalan menuju pulang. Aku selalu berusaha mencari kesenangan, menghamburkan uang membeli sekotak tawa demi membahagiakan hati. Tapi aku lupa, bahagia itu kita yang ciptakan sendiri. 

Kini aku sadar, ada yang setia menungguku untuk pulang. Diujung sana, menungguku datang untuk berbagi ruang. 

Aku, segera pulang.

Senin, 02 November 2015

Mencari tahu..

Aku masih saja mencari, meski tak jelas apa yang sebenarnya ku cari. Semuanya nampak semu, tak ada Debar saat kulihat wajahku tergambar jelas di kedua bola matanya. Entah aku yang tak cinta atau memang bukan dia orangnya. 

Masih saja ku cari alasan kenapa dia ada disini, selalu ku tanyakan kenapa masih bersamaku padahal tak pernah aku peduli soal perasaan ku padanya. Kenapa dia masih bertahan dengan orang yang egonya sekeras batu. 

Masih saja ku cari tahu, kenapa setiap kecup bibir dan dekapnya tak pernah menghangatkanku. Masih saja tak membuatku jatuh hati, karna aku tak punya hati untuknya. 

Masih kucari jawabnya, aku cari sembari aku coba mengimbangi perasaannya terhadap ku.

Maaf mungkin ini terlalu dini untukku mencintaimu. 
....

Kamis, 22 Oktober 2015

Aku pura-pura hingga jadi nyata

Aku berhasil untuk berhenti menyakiti diriku sendiri, tidak ada lagi air mata dan hati terluka. Aku sudah menutup semua luka dan menghapus air mata, kini aku berhasil bersandiwara bahwa aku baik-baik saja. 
Sandiwara? Iyaa, aku hanya berpura-pura merasakan bahwa semuanya baik-baiknya hingga akhirnya aku yakin akan baik-baik saja. 

Aku percaya. Sungguh aku percaya. 

Selasa, 06 Oktober 2015

..

Seperti yang sudah-sudah kau kembali pergi tanpa meninggalkan petunjuk arah kemana aku harus mencari. Seperti sebuah teka-teki kau datang dan pergi sesuka hati. Kenapa begini? Kau pikir siapa kau ini? 

Jumat, 25 September 2015

Aku,

Aku belajar untuk tidak lagi mencari tahu, mencoba meniadakanmu. Kini hari-hariku tanpa kamu, tidak ada lagi sapa pagi dan kecup sana sini dilayar handphoneku, tidak ada lagi kamu yang marah mengingatkanku untuk tidak tidur larut malam. Aku sedang mencoba membiasakan diri tanpa kamu, aku berhenti mencari tahu dimana kamu, apa saja yang kau lakukan seharian ini, aku tidak lagi menjadi aku yang selalu ingin tahu sedang apa kamu, bukan lagi aku yang membubuhkan kata "iloveyou" diakhir pesan singkatku. 
Walaupun kadang aku rindu, masih saja memikirkan kamu disaat sengaja aku stalking semua hal tentang kamu. 

"Walau kisah kita singkat, tapi aku lambat dalam melupakanmu."

Minggu, 20 September 2015

Dua cinta dalam satu hati

Ini rumit, perasaan yang tak menentu. Dihantui rasa bersalah, tapi kenyataannya memang benar adanya. Aku jatuh cinta pada dua hati, aku memaksakan keduanya untuk tinggal di satu hati. Bisakah aku berbagi? Menyerahkan satu bentuk hati untuk dua orang yang berbeda? 
Adilkah ini?
Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada dua manusia dalam waktu yang bersamaan. Rasa sayang untuk yang pertama, tapi akupun jatuh cinta kepada yang kedua. 
Tak bisakah aku mendapatkan keduanya? 

Aku mau kamu dan dia.

Sabtu, 19 September 2015

Dua cinta dalam satu hati

Pernahkah kau merasa harus memilih satu diantara dua, memilih yang terbaik dari yang baik. Sedangkan hati berkata ingin keduanya. 
Aku sedang terjebak diantara dua hati, entah mana yang harus ku pilih. Keduanya amat baik, mengerti tanpa harus dimengerti, selalu ada walaupun kadang jarak kadang ngejak bercanda. 
Aku sungguh tak hatu harus pilih yang mana, yang pertama dialah yang membuatku jatuh cinta, tapi yang kedua dia membuatku merasakan dilema. 
Jika boleh aku ingin keduanya.. Ah tapi mana bisa :(

Jumat, 18 September 2015

Perjalanan mencari cinta.

Aku sedang dalam perjalanan panjang, menuju satu tujuan. Mencari yang bisa membuatku berhenti mencari. 
Selepas patah hati, banyak hati yang datang dan pergi. Seolah seleksi aku terus mencari siapa yang pantas menjadi kekasih hati. Banyak orang yang men-cap buruk soal ini, mereka bilang aku hanya ingin 'koleksi' bukan seleksi. 
Pikirku, apa yang salah dengan seleksi? Bukankah kita memang harus benar-benar memilih soal hati, aku hanya takut kesalahan terulang kembali. Dengan mudahnya aku berganti hati, menjalin hubungan kesana kesini. Tapi satu alasan yang pasti, aku mencari yang terbaik dari yang baik walau akhirnya terlihat seperti koleksi. Maaf, aku seperti ini. Aku hanya tak mau lagi sakit hati.

Jika bukan kamu, maka aku akan terus mencari hingga akhirnya berhenti.

...

Jika benar dia orangnya maka jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya, aku ingin lebih dalam mencintainya. Bukan hanya sesaat seperti yang sebelumnya. 
Jika benar dia orangnya maka biarkan dia menjadi milikku satu-satunya, aku ingin mencintainya tanpa terbagi yang lainnya. Karena aku ingin dia seutuhnya. 


Sabtu, 12 September 2015

Nyaman

Bersamamu lebih dari sekedar nyaman, selalu merasa aman. Tak saling menggenggam tapi berjalan beriringan, tak berpelukan tapi saling memberi kehangatan. 
Aku ingin selalu seperti ini, seiring sejalan.  Tak takut merasa kehilangan, karna kita memang bukan pasangan. Kita hanya sekedar teman. 

Tapi.. Bolehkan aku menikmati satu kali lagi kecupan yang paling basah lebih dari hujan? Karna aku teman, memilih aman agar tak kau putuskan.

Jumat, 11 September 2015

Kamu jangan!

Biar aku saja yang jatuh cinta, kamu jangan. Pengecut sepertimu tak punya nyali untuk patah hati bukan? 

Biar aku saja yang sayang sendirian, kamu jangan. Manusia penuh ego sepertimu tak punya hati untuk menyayangi bukan?

Biar, 
biar aku saja yang menjalani ini sendirian, kamu jangan! Ini urusanku, biar aku saja yang menikmati jatuh cinta sendirian, patah hati sendirian. Tapi kelak disaat kau merasa sendirian lihatlah kearahku, aku selalu disini agar kau tak merasa sendirian.

Aku, yang jatuh cinta diam-diam.

Kamis, 10 September 2015

Senja.

Senja, ini tentang kamu. Masih selalu tentangmu, tentang rindu-rinduku yang tak berani bertemu. 

Senja, ini karena kamu. Masih karena kamu, aku yang tak pernah punya nyali menemuimu. 

Semua ini masih saja tentang kamu dan juga rindu-rinduku. Karena sampai detik inipun tak pernah ku alihkan pandanganku dari kamu, dan tak ingin ku melepaskan genggamanmu.

Jumat, 04 September 2015

Bersamanya,

Tuhan, bolehkan dia yang kulihat saat pagi datang hingga surya tenggelam?

Bersamanya aku ingin membuka mata saat pagi buta, berbagi segelas teh atau secangkir kopi, setangkup roti atau bahkan ribuan harap saat memulai hari.

Bersamanya aku ingin berjalan beriringan, melangkah bersamaan dengan satu tujuan. 

Bersamanya pula aku ingin menikmati senja, hingga mentari tenggelam digantikan bintang dan rembulan yang menari dikegelapan malam, mengajakku terlelap dalam dekapan malam hingga pagi kembali menjelang.

Tuhan, bersamanyalah yang aku inginkan. Bersamanya, dia yang selalu aku semogakan.

P.S, Aditya.
5/9/15.

Senin, 31 Agustus 2015

A lot like love


Seperti mereka yang terus mencari, mencoba menemukan yang terbaik dari yang baik. Tanpa disadari mereka saling menemukan, tanpa harus dicari. Aku ingin seperti itu, tanpa harus mencari lagi. Karna bersamamu aku merasa menemukan. Terimakasih sudah datang tanpa diundang, karna cinta tidak pernah bisa ditebak kapan dia akan datang. 

Rabu, 26 Agustus 2015

Mari Bernostalgia

Lampu kota, riuhnya suara kendaraan, secangkir kopi, bahkan lagu-lagu yang diputar diradio saat ku memulai hari dengan mengendarai mobil menyusuri kota membuatku selalu mengingatmu. Seakan tak bisa dibuat lupa, sebentuk awan menyerupai senyummu, gemuruh angin menyerupai tawamu.
Ini mulai membuatku gila, begitu mudahnya semesta mengingatkan aku tentang kamu. Seolah menolak lupa, isi kepalaku mulai sesak dengan ribuan memori tentangmu. Sesekali ingatanku mengajakku kehari dimana pertama kali bertemu, kau menjabat tanganku lalu memperkenalkan diri siapa namamu. Dengan memesan kopi hangat kesukaanmu, kita berdua larut dalam perbincangan disuatu sore menuju senja.
Secara acak ingatanku memikirkan hari-hari yang berlalu saat masih bersamamu, tentang puluhan cangkir kopi yang kita bagi berdua, tentang perjalanan untuk meniadakan jarak, hingga yang paling menyebalkan saat kita harus berdebat dan meributkan tentang rindu-rindu yang terpaksa dipendam karna tak pernah bertemu.
Iya, semua ini memang tentangmu. Tentang kamu yang tak lagi menjadi milikku, tentang kamu yang memilih berlalu meninggalkanku. Bukan karena tak setia atau karena orang ketiga, tapi karena kita yang tak lagi punya perpanjangan waktu, karena kita yang tak lagi bertahan dan memilih untuk saling merelakan.
Dan biarlah kini aku mengingatmu, bukan karna masih ingin bersamamu. Tapi cukuplah jadi bagian dari ingatanku, jadi teman atau mantan. Kamu tetap punya bagian di hatiku. Takkan ku lupa, karna bersamamu aku pernah bahagia walaupun akhirnya menderita karena putus cinta.
Berbahagialah kamu, dengan siapapun dia yang kini menjadi kekasihmu. Doakan aku karena akupun ingin lebih baik tanpa kamu, karena aku dan kamu berhak untuk lebih baik. Biarlah kemarin menjadi kisah kita berdua, pelajaran berharga untuk membuat kita menjadi lebih dewasa. Mungkin suatu hari kita bisa bertemu dan berbagi secangkir kopi, sekedar bernostalgia karna kita pernah bersama.


Minggu, 23 Agustus 2015

Aku sedang tidak bersemangat untuk menderita.

Cinta?
Apa itu cinta? Aku sedang tidak bersemangat untuk menderita.
Karena bagiku cinta adalah luka dan air mata. Tidak pernah ada bahagia didalamnya saat kau benar-benar merasakan cinta, bahagia yang terasa diawal itu hanyalah reaksi kimia, efek dari mabuk karena cinta. Kekacauan yang disebabkan cinta sungguh membuat menderita, rindu yang tak berujung temu bisa membunuhmu, ramainya tanya didalam pikiranmu hanya membuat sesak isi kepala, kekecewaan dari ribuan harap yang tak jawab. Semua itu hanya akan membunuhmu secara perlahan bukan? Mengantarkanmu kedalam lembah paling dalam dan membuatmu membusuk sendirian.
Masih percayakah pada cinta? Yang selalu membuatmu terluka, membiarkanmu merasakan kesepian meski kau berada dikeramaian, menjadikanmu manusia paling berantakan. Maka berhentilah berharap pada cinta, tak perlu mencurahkan seluruh jiwa raga mengatasnamakan cinta, belajarlah mencintai sewajarnya, berharap seperlunya. Karena menunggu ada batasnya, gunakan hatimu saat otakmu bekerja mengimbanginya. Cinta bisa membuatmu bahagia jika dipandang dengan cara berbeda, kendalikan dirimu. Maka cinta akan membahagiakanmu.


Pergilah Berlalu.

Kemana saja kamu selama ini? Setelah semua kekacauan yang kamu perbuat dengan mudahnya kamu menghilang tanpa jejak, tak ada kata maaf terucap untuk semua khilaf. Lalu setelah semua berhasil aku perbaiki dan ku mulai mempercayakan diri untuk jatuh cinta lagi pada sosok lain kau malah kembali, kau kembali dengan alasan telah menyesali semua perbuatan dimasa lalu.
Katamu kau tak bisa hidup tanpaku, tapi sampai detik ini kau masih saja hidup dengan baik-baik saja bukan? Dimana semua kata-kata yang kau ucapkan, berjanji tak akan melukai dan mengkhianati. Tapi nyatanya kau bermain api dibelakangku. Dia kah yang lebih baik dariku? Diakah yang kau sebut lebih mengerti kamu? Lalu kenapa kau sekarang datang lagi dengan menyesali semua perbuatanmu.
Tidak ada yang bisa dibenarkan dari semua perbuatanmu, terlebih kau memilih untuk berselingkuh dibelakangku, berbagi cinta dan mengkhianati aku. Tak cukupkah aku bagimu? Tak pantaskah aku mendapatkan kesetiaan darimu?
Telah ku serahkan semua yang menjadi milikku, bahkan hatiku ku relakan rapuh karenamu, mataku tak pernah sekalipun beralih memandang selain kamu, telinga tak pernah untuk mendengarkan selain suaramu, tanganpun tak pernah menggenggam selain kamu. Namun aku tak bisa paksa kamu tuk tinggal disisiku, kamu yang telah siksa aku dengan segala perbuatanmu. Pergilah, pergi jangan lagi kau sesali yang terjadi karena aku bisa tanpa kamu. Tak usah kau ragu, aku rapuh tanpamu. Tapi bersamamu pun aku tak mampu jika masih saja kau berselingkuh.
Ku mohon lupakan aku, bawa kembali semua sesalmu dan ribuan maaf dari mulutmu. Aku ingin lebih baik tanpamu. Jangan lagi kau tawan hatiku, aku bukanlah budak cintamu. Bebaskan aku, biarkan aku kembali menemukan cinta selain kamu. Karena kau tak pantas bagiku. Kesetiaanku terlalu berharga untuk pengkhianat cinta seperti kamu. Aku tak perlu lagi semua penjelasan darimu, karena semuanya sudah berlalu. Sudah ku maafkan semua kesalahmu, pergilah jangan ganggu aku.


Jumat, 21 Agustus 2015

Kau siapa Tuan?

Kau pikir kau siapa Tuan?
Merasa tampan dengan wajah pas-pasan? 
Merasa mapan walaupun bukan hasil dari pendapatan?
Hai Tuan, janganlah merasa bahwa kau adalah lelaki idaman. Hanya karena mobilmu berjejer di halaman. Padahal kan itu milik seorang teman. 

Hahaha aduh sungguh tak tahan melihat tingkahmu berlaga tampan sok menawan. Padahal kelakuanmu seperti setan. Duh duh duh mana tahan.

Don juan kesiangan 😂

Kamis, 20 Agustus 2015

You don’t meet people by accident

Aku yakin kita adalah apa yang sudah direncanakan Tuhan, karena setahuku Tuhan tidak akan mempertemukan kita tanpa suatu alasan. Entah dengan cara kebetulan atau memang sudah jadi rencananya Tuhan kita dipertemukan saat aku sendiri dan kau tak lagi bersamanya. Selepas kepergiannya dan mengakhiri kisah cintanya denganku memang tak mudah bagiku untuk kembali mempercayakan diri untuk jatuh cinta kembali pada sosok yang baru saja aku kenal, karena nyatanya melupakan juga tak semudah menggantikan. Masih terasa bagaimana sakitnya dikhianati tapi akupun sadar bahwa dirinya lah yang dulu pernah ada dihati sampai pernah berani mati.
Bukan tanpa alasan kita dipertemukan, buktinya sekuat hati kau mengelak ternyata tuhan tetap mempersatukan dan mempertemukan. Jangan pernah ragu lagi padaku, semua sudah ku katakan padamu. Bahwa semua yang kulakukan itu memang karena aku jatuh cinta padamu, tak pernah ku berpikir menjadikanmu sebagai alat pengalihan dan pelampiasan karena patah hatiku.
Benar memang sebelumnya pernah ada jiwa lain yang mengisi relung dan hari-hariku, tapi itu jauh sebelum kita bertemu. Sakit hatiku karenanya digantikan olehmu yang mampu membuatku lupa tentangnya, seolah amnesia aku dibuat lupa dan tak ingin lagi mengingatnya. Berganti dengan rindu yang selalu tak tahu malu, selalu memikirkanmu dan berharap selalu bisa bertemu.
Jika memang benar hadirmu untukku, kumohon jangan lagi ragu. Pikatlah hatiku, jangan hancurkan aku seperti mantan kekasihku yang membuatku hancur hingga akhirnya kamulah yang menguatkan aku dan menyatukan lagi kepingan hatiku. Jika memang benar kau untukku, kumohon raihlah tanganku, genggam hatiku yang aku percayakan padamu tak akan kau buat remuk lagi. Tataplah kedalam mataku, terlihat jelas bahwa kamulah satu-satunya yang ku mau. Bukan dia atau siapapun itu, aku mau kamu Cuma kamu.
Jadi sebaiknya kita nikmati saja setiap detik pertemuan tanpa banyak pertanyaan menanyakan semua jawaban. Jadilah kita apa adanya, jika memang semua berubah menjadi cinta biarlah begitu saja. Biarkan waktu yang menjawab semua, biarkan Tuhan mengatur semuanya berdasarkan kehendaknya. Marilah kita lupakan mantanku dan juga mantanmu, mereka adalah masa lalu. Dan kita adalah saat ini yang selalu kuharapkan menuju masa depan yang lebih baik. Jangan pernah lagi ragu, jadikan aku pacarmu.


Minggu, 16 Agustus 2015

Jangan-jangan?


Aku sendiri sadar bahwa untuk menemukan yang benar, aku harus melewati beberapa orang yang salah terlebih dahulu. Namun, kenapa rasa-rasanya setiap orang yang kulalui selalu salah dan salah lagi? 

Yang awalnya aku kira baik dan tak terlalu banyak kesalahan di mataku, ternyata dirinya sama saja. Yang awalnya aku kira berbeda, ternyata harus berakhir dengan cara yang serupa. Bukannya ingin mengeluh, aku tahu aku juga belum menjadi sosok yang cukup baik, tapi apakah aku memang tidak bisa menemukan yang sedikit jauh lebih baik ya? Atau mungkin setidaknya yang sedikit berbeda. 

Apakah mereka yang seperti itu sudah tidak ada? Ataukah sebenarnya ada namun mataku buta dan tak mampu melihat? Aku lebih baik berlari terus menerus ketimbang sesekali berhenti, terjatuh, dipaksa bangun, lalu berlari lagi. Itu jauh lebih menguras tenaga. Itu jauh lebih menyiksa hati.

Ataukah jangan-jangan, akulah sosok yang tidak baik itu sendiri?

Tukar posisi.

Coba kita tukar posisi, jadilah kamu yang selalu menunggu, jadilah kamu yang selalu berharap, jadilah kamu yang benar-benar mencintaiku. 

Coba kita tukar posisi, jadilah aku yang selalu menghilang, jadilah aku yang selalu  mengecewakan, jadilah aku yang selalu acuh cuek tak pekaan. 

Kita mulai dari sekarang, biar tahu rasa apa jadinya bila sepertiku.

BODOH!

Sabtu, 15 Agustus 2015

Diskusi ..

"Kak, kamu gak move on ya?"

"Melupakan itu gak semudah meninggalkan, pada nyatanya kita gak pernah benar-benar melupakan orang yang kita sayangi. Yang ada itu adalah menggantikannya." 

"Itu juga alasan kenapa kamu sering gonta-ganti pacar?"

"Bukan berarti aku gonta-ganti pacar itu artinya aku player kan? Wajar dalam setiap hubungan ada ketidakcocokan, yang jelas aku gak pernah main-main kalo udah menjalin suatu hubungan. Walaupun nyatanya aku gak tau batasan jadi yang terbaik itu seperti apa, tapi aku bakalan terus berusaha untuk jadi yg baik."

"Terus kenapa sekarang kamu banyak gebetannya? Jangan sampe lho php-in anak orang"

"Lah apa salahnya aku memperbanyak berhubungan dengan orang baru, wajar dong aku selektif, aku mencari yang terbaik diantara yang baik. Status aku single sekarang, jadi sah-sah aja kan aku deket sama siapapun? Bukan berarti aku player atau php-in anak orang. Kalo akhirnya aku cocok sama satu orang, ya berarti orang itulah yang bakalan aku perjuangkan."

"Oh, ok I see. Aku setuju pendapat kamu, tapi jangan kebanyakan seleksi ya.. Lama-lama kamu kayak koleksi haha" 

"HAHAHAHHA SIALAN KAUUUU...!"

Jumat, 14 Agustus 2015

Apa ini namanya?

Ada yang ingin aku sampaikan, tentang sebuah rasa yang tak biasa. Sesuatu yang tak terungkap kata, tak berwujud nyata. Hanya saja itu tetap ada. 

Debar menggelegar saat kau sapa, peluh luruh saat kau lemparkan simpul manis bibirmu, apa ini cinta? Atau reaksi kimia saat jantung berdebar hebat dan lutut lemah karenanya? Ah apa ini namanya??

Aku ingin tanya, apa kau rasa juga hal yang sama?

Kamis, 13 Agustus 2015

Tentang kemarin.

Biarlah kemarin menjadi yang tak mungkin,
perihal cinta yang tak bisa bersatu tapi selamanya tetap bersama.
Tentang waktu yang berlalu, tentang rindu yang tak jua temu,
biarlah tetap menjadi cerita kemarin. Tentang aku & kamu.

"Seandainya tidak bertemu lagi dalam keadaan yang seperti kemarin, mungkinkah masih ada sapamu setiap hari dari jauh?"





Mantan menggoda seperti setan.

Tidak baik untukku dan tidak adil untuk kamu.

Idealnya suatu hubungan itu hanya aku & kamu, karena kita pasangan bukan rombongan. Jangan pernah melibatkan siapapun, terlebih itu soal mantan. Mantan itu datangnya dari masa lalu, kadang dia seperti hantu datang tak diundang dan menggoda seperti setan.

Harusnya aku tahu ini salahku, tak seharusnya aku melibatkan masa lalu kedalam masanya aku bersamamu. Bodohnya aku masih saja tergoda rayuan mantan, yang datang tiba-tiba membawa cerita lama yang sudah mati-matian ku lupakan. Membuatku lupa bagaimana cara menjaga perasaan, perasaan seseorang yang sedang ku perjuangkan.

Memang benar bahwa dirinyalah yang dulu tinggal dihati dan mengisi hari-hariku, pernah manjadi bagian dalam hidupku. Tapi itu dulu jauh sebelum aku mengenalmu, sebelum kamu hadir mencuri perhatianku. Jauh sebelum aku jatuh hati padamu.

Dasar memang mantan menjelma bagai setan, dia datang menawarkan harapan. menghidupkan lagi perasaan yang lama sudah ku kubur dalam-dalam, mengajakku menari di atas bara api dan meyakinkanku bahwa bersamanya lah keputusan terbaik di hidupku. Manis bibirnya mengecup bibirku, seakan manisnya bisa meluruhkan pahitnya kata-kata saat dia acuhkan dan putuskan cintaku.

Sejenak ku berpikir dan berniat balikan, tapi ini tidak baik bagiku dan juga tidak adil untuk kamu. Bisa-bisanya aku tergoda kata-kata mantan yang jelas-jelas sudah mati-matian ku lupakan. Ini bukan candaan, bisa-bisanya dijadikan taruhan antara memilihmu atau kembali terjerat cinta lama bersamanya. Harusnya aku tahu, dia adalah masa lalu,sudah lama aku menutup buku. Tidaklah perlu aku membaca ulang buku usang tentang sang mantan, apalagi yang kelakuannya seperti setan. 

Maaf, sebaiknya aku selesaikan dulu masalahku dengannya. Biar aku perbaiki semua kesalahan yang sudah aku lakukan, dan semoga saja masih ada jalan. Jalan untuk kita jadian.

Kepada-Nya.

Saya sering dibuat diam oleh ributnya suara-suara di dalam kepala.
Seperti pertempuran batin, antara ego dan logika.
Satu sisi hati ingin dimengerti, sisi lain pikiran mengatakan tidak.
Rasanya seperti gila, bertanya lalu menjawab dengan sendirinya.
Ada apa dengan saya?
Ada apa dengan dia?
Kenapa begini rasanya?
Kenapa begini jadinya?

Lalu ku diam dan mulai berdoa, biar pada Tuhan sajalah kubertanya.
Biar Tuhan sajalah yang menjawab dengan caranya. Karena ku percaya, semua takkan pernah sia-sia, sebab aku yakin semua ada alasannya. Biar saja ku serahkan Kepada-Nya.

Bagaimana bisa.. (?)

Bagaimana bisa merasakan cinta, padahal warna matanya saja aku belum melihatnya.
Bagaimana bisa merasakan rindu, padahal suaranya lembutnya saja aku tidak tahu.
Bagaimana bisa merasakan pilu, padahal sama sekali belum pernah bertemu.
Bagaimana bisa..
Bagaimana bisa..

Bukankah cinta itu indah?
Seperti rangkaian nada yang mengalun lewat degup jantung, berdebar menggelegar menggema didalam dada.
Bukankah cinta..
Atau apakah ini??
Hanya saja aku ingin bertanya, apa ini cinta?


Jumat, 24 Juli 2015

PILIHAN.

Aku mengalah bukan karena lemah, semua kulakukan hanya untuk membuatmu dewasa, tapi ternyata sia-sia, kau tak juga berubah.
aku bahagia dengan kesendirian ini meski tak sempurna, kurasa ini jauh lebih baik dari pada bersama tapi hanya menuai luka.

Dan kelak, jangan kau tanyakan mengapa aku pergi. Bukankah ketidak pedulianmu itu yang membuatku jadi memilih?



...
25 juli 2015. 

Rabu, 27 Mei 2015

Heran?

Kalau dipikir lagi hal apa yang bikin aku jatuh cinta sama kamu? Selain sikap yang menyebalkan dan emosian apa lagi yang aku harapkan? 
Hampir satu tahun ini kita menjalani hubungan pacaran jarak jauh, tidak sedikit pertengkaran yang kita lakukan. Lebih banyak cekcoknya ketimbang cocoknya.. Tapi percayalah, aku sendiri heran kenapa bisa bertahan dengan orang sepertimu. Kalau dipikir kamu itu sama sekali bukan tipeku, tapi sialnya harus ku akui aku memang cinta sama kamu. Mungkin diawal saja aku merasakan jatuh cinta, selebihnya aku merasakan perasaan sayang. 
Kadang dibuat tidak percaya, aku bisa bertahan dengan kamu saja. Padahal diluar sana banyak godaan, dan bisa saja kamupun banyak godaan disana. 
Percayalah baru kali ini aku dibuat heran, bagaimana bisa aku kuat dengan satu cinta, biasanya aku adalah penjajak beberapa hati. Aku tak pernah se-setia ini. Apalagi kita ini pacaran jarak jauh, lebih banyak berantemnya ketimbang akurnya.. 
Aku heran, kenapa bisa sebegininya..

Selasa, 10 Maret 2015

Sore itu..

Duduk sendiri ditemani secangkir kopi disebuah kedai kopi dipinggiran kota Bandung, sore itu cuaca mendung tapi hujan tak juga datang. Layaknya harapan yang timbul-tenggelam, rupanya mendung tak selalu berujung hujan.
Aku murung sendirian, meratapi kisah cinta tak sesuai harapan. Setahun merangkai kisah dengannya ternyata berakhir begitu saja, bukan karna ku tak setia ataupun ada orang ketiga. Rupanya dia berlalu begitu saja, entah apa yang membuatnya pergi. Tapi akupun tak punya alasan untuk tetap bertahan.
Satu hal yang aku sadari, cinta boleh saja berakhir. Tapi tidak dengan hidupku, aku masih punya banyak waktu untuk bertemu dengan orang baru. Memulai langkah baru menuju ke kehidupan yang lebih seru.

...

Senin, 02 Februari 2015

Beberapa orang dimasa lalu

Beberapa orang dimasa lalu sepertinya sudah benar-benar berlalu, melupakan apa yang telah terjadi dibelakang dan mencoba berjalan selangkah lebih depan.  Seperti yang pernah aku bilang sebelumnya bahwa kita berhak lebih baik, berhak bahagia. Tapi kenapa nyatanya aku masih begini saja? Tidak bahagia-kah saya? 
Tentu bahagia, tapi tak sebahagia mereka yang sudah benar dijalannya. Bukannya tak bahagia, hanya saja aku tak sebaik apa yang mereka jalankan. 
Mantan pacar atau mungkin beberapa mantan gebetan sudah lebih bahagia dengan menemukan pasangan hidupnya dan menikah. 
Untuk itu, aku hanya berdoa semoga kalian bahagia. Doakan aku menyusul segera.. Bukan menikah, tapi bahagia. 
Bahagia dengan apa yang aku punya dan aku jalani saat ini. 

Nb: mungkin tidak pernah terungkap dengan jelas bahwa aku pernah punya rasa yang luar biasa, tapi terimakasih sudah pernah membiarkan aku bahagia (pada masanya). Senang bisa mengenalmu yang saat itu bilang "gue sering perhatiin lo, gue suka sepatu nike lo.. " 

Lelaki berinisial GK